Tim Kopi atau Tim Matcha? Dua Minuman Wajib “Anak Muda Kekinian”

Anak muda zaman sekarang, atau yang akrab disebut Gen Z, punya pelarian yang unik: kopi dan matcha. Dua minuman ini menjadi penyelamat mereka dari permasalahan dunia dan sering dijadikan alat pereda stres. Ada ungkapan yang akrab di kalangan penikmat kopi, “Akan kuhadapi semuanya, tapi bentar ngopi dulu.” Di sisi lain, ada juga yang memilih menenangkan diri lewat minuman hijau bernama matcha. Matchaholic adalah sebutan bagi mereka yang menggemari matcha dan berbagai olahannya.

Bisa dibilang, kopi dan matcha sudah menjadi bagian dari rutinitas yang sulit dipisahkan dari kehidupan anak muda. Banyak yang merasa belum “hidup” sebelum meneguk kopi di pagi hari, seolah kafein adalah tombol “start” untuk otak mereka. Sementara itu, penggemar matcha lebih menikmati sensasi tenangnya, warna hijau lembut dan rasa pahitnya seperti jeda kecil di tengah padatnya rutinitas. Tidak heran jika dua minuman ini bukan cuma tren sementara, tapi sudah berubah jadi semacam ritual harian, entah itu untuk bekerja, belajar, atau sekadar mencari ketenangan di antara jenuhnya kehidupan digital.

Perubahan kebiasaan ini juga terlihat dari cara anak muda memaknai dua minuman tersebut. Kalau dulu kopi identik dengan orang tua atau pekerja kantoran, sekarang banyak anak muda yang ke mana pun ia pergi selalu menggenggam cup kopi di tangannya. Sementara itu, matcha identik dengan Jepang, negara asalnya. Si bubuk hijau ini mulai mencuri perhatian kalangan muda lewat sisi estetik dan citranya yang dianggap “lebih sehat.”

Hidup tidak selalu mudah, tapi kalo ada kopi bolehlah

Viralnya kopi di kalangan anak muda, menjadi dasar budaya Coffee Culture. Tidak heran bila sekarang di sekeliling jalan hampir ada gerai kopi atau bahkan gerobak kopi keliling sebagai kopi alternatif. Bahkan dulu sampai ada istilah Starling, plesetan nama merek gerai kopi. Istilah itu muncul karena banyak pedagang kopi keliling yang menggunakan sepeda ontel atau motor, Starling sempat viral karena dianggap lebih merakyat, jadi bisa nongkrong sambil minum kopi tanpa harus ke gerai kopi yang mewah. Kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda. Ada yang ngopi buat fokus, buat begadang ngerjain skripsi, buat nongkrong, bahkan cuma sekedar asupan harian.

Tapi di luar gaya hidup, kopi memang punya efek nyata juga. Kandungan kafein dalam kopi bisa membantu meningkatkan fokus, buat tubuh lebih siaga, dan bisa mengusir rasa kantuk. Beberapa penelitian bahkan bilang, kopi bisa membantu jaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko diabetes tipe 2 kalau diminum dengan takaran wajar. Ingat ya, takaran wajar, kalau minum kopi satu hari satu liter, jantung kamu bakal berdebar, bukan karena kasmaran, tapi karena kafein yang terkandung dalam kopi akan memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan adrenalin. Selain itu, minum kopi secara berlebihan dapat menyebakan susah tidur, bahkan bikin cemas berlebih.

Matcha Loh, Bukan Matchalah!

Kalau kopi identik dengan semangat, matcha malah sebaliknya. Matcha memiliki aura yang lebih kalem dan estetik, setidaknya begitulah branding matcha di media sosial. Minuman hijau satu ini sedang jadi tren di kalangan anak muda. Coba lihat saja media sosial, mulai dari matcha latte, matcha frappe, sampai kue dan es krim matcha, semuanya jadi bahan konten estetik.

Sama seperti kopi, karena ketenaran matcha, banyak pebisnis yang memanfaatkan fenomena tersebut. Mereka berlomba-lomba menghadirkan menu berbasis matcha, mulai dari minuman kekinian sampai dessert yang instagramable. Bahkan di pinggir jalan pun, banyak pedagang kaki lima yang ikut menjual teh hijau ini. Tren ini bukan cuma soal rasa, tapi juga soal gaya hidup anak muda sekarang yang senang membagikan momen di media sosial, dan matcha dengan warna hijaunya yang khas jadi simbol “aesthetic lifestyle” yang sedang naik daun.

Matcha katanya lebih sehat dari kopi karena kandungannya yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Matcha mengandung antioksidan tinggi (terutama EGCG) yang bisa bantu lawan radikal bebas, menjaga metabolisme, bahkan bantu detoksifikasi tubuh. Karena antioksidannya tinggi matcha juga bisa buat kulit kamu glowing. Selain itu, Kandungan L-theanine di dalamnya juga bisa bikin pikiran lebih tenang tapi tetap fokus, makanya banyak yang mengonsumsi matcha ketika belajar atau kerja supaya gak gampang stres.

Perlu diingat bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. konsumsi matcha juga ada batasnya. Kalau kebanyakan, bisa ganggu penyerapan zat besi dan bikin asam lambung naik. Minumlah matcha murni agar kamu dapat merasakan khasiatnya. Jangan kebanyakan mencampur matcha dengan susu karena dapat mengurangi kadar antioksidan yang terkandung dalam matcha.

Kopi atau Matcha, Kuncinya Sama: Jangan Berlebihan!

Baik kopi maupun matcha, dua-duanya memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Keduanya bisa bantu fokus, mengusir kantuk, bahkan memperbaiki suasana hati. Tapi yang namanya berlebihan, pasti ada dampaknya. Terlalu banyak kopi bisa bikin insomnia atau detak jantung cepat. Terlalu banyak matcha bisa ganggu pencernaan atau bikin kadar kafein menumpuk di tubuh. Jadi, kuncinya sederhana: nikmati secukupnya.

Pada akhirnya, nggak ada yang lebih unggul. Dua-duanya punya pesona masing-masing. Kopi itu energi, matcha itu ketenangan. Kopi bikin melek, matcha bikin damai. Dan mungkin, hidup kita memang butuh keduanya: semangat untuk berlari, mengejar impian dunia, tapi juga jeda untuk berhenti sejenak, menikmati kehidupan ala-ala slow living.

Jadi, gimana? Kamu tim kopi atau tim matcha? Coffee Addictive or Matchaholic?

Penulis: Syasi

Editor: Ika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *