
Selasa (28/10/2025), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPGRIS menggelar puncak Narawita Fest tahun 2025 di Balairung Kampus 1 Universitas PGRI Semarang setelah Launching-nya pada (09/10/2025) lalu. Narawita Fest merupakan gelaran tahunan guna memperingati bulan bahasa yang dimaksudkan untuk membangun kesadaran terhadap budaya dan bahasa yang ada di Indonesia.
“Sebagai wadah ataupun momentum untuk menggembleng, maksudnya di lingkup Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni biar dia bisa mengeksplorasi bakat dan minatnya,” jelas Firzha selaku ketua panitia Narawita Fest 2025.
Acara berlangsung mulai pukul 09.00 WIB yang di buka dengan beberapa penampilan mahasiswa dan Berbagai Dosen hingga Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Sri Suciati, M.Hum. Tidak hanya itu kegiatan ini juga menghadirkan penampilan siswa-siswi SMA/sederajat se-Jawa Tengah sebagai pemenang lomba yang telah diadakan oleh BEM Fakultas Bahasa dan Seni.
Stephanie, salah satu perwakilan peserta SMA N 1 Donorojo – Jepara yang meraih juara 1 dalam lomba bidang musikalisasi puisi, mengungkapkan kegembiraan dan antusiasmenya dalam mengikuti ajang perlombaan ini.
“Keren banget, serius. Aku kayak, kan ini first time juga ya aku kenal Narawita Fest ini. Kayak aku tuh orang yang sebenarnya nggak suka tentang hal-hal yang berkaitan tentang seni ya. Cuman karena tadi liat aja yang Tridhatu tadi, terus tari-tarian yang berbeda-beda daerah tadi. Aku jadi kayak mikir kayak keren banget ya ternyata seni, gitu. Terus untuk pesannya, pokoknya kalau setahun itu, jangan sekali doang kalau bisa deh,” ungkapnya.
Tak hanya menampilkan kreativitas pelajar dan peserta lomba, di sela acara Narawita Fest juga menghadirkan penampilan memukau dari Tridhatu grup musik eksperimental asal Semarang. Tridhatu merupakan aliran musik yang fokus pada olah suara dan visual, musik yang ditulis dari naskah-naskah kuno dari lereng Merbabu, dalam karyanya ini Tridhatu melakukan pencampuran antara bunyi dan visual sebagai sarana untuk memahami bahasa. Meski genre musik ini terasa asing, hal itu berhasil membuat takjub seluruh penonton Nawarwita Fest.
Acara ini juga mendapat respon menarik dari peserta Narawita Fest, Salma salah satu mahasiswa Prodi Bahasa Inggris, mengungkapkan kesannya terhadap acara kali ini.
“Acaranya tuh bagus, karena dari tahun kemarin pun waktu kita maba, acaranya luar biasa kan. Ternyata tahun ini juga lebih dari itu, apalagi waktu tadi lihat penampilan itu Tridhatunya. Buat Narawita itu, pokoknya terus berkembang dari tahun ke tahun, pokoknya harus bisa menampilkan yang luar biasa dan lebih baik dari tahun ke tahun,” tambah Salma.
Narawita juga mengadakan acara mingguan guna memberdayakan kreativitas, panggung mingguan ini diadakan selama kurang lebih tiga pekan seusai launching Narawita. Isi dari kegiatan tersebut diantaranya hukumatan bahasa dan sastra di Mranggen dan bedah film di Dinas Arsip Perpsutakaan Kendal. Kemudian ada juga panggung mingguan yang diadakan di kampus tepatnya di selasar Kampus 4 Universitas PGRI Semarang. Pada kegiatan tersebut, BEM Bahasa dan Seni tidak hanya menyediakan panggung sebagai wadah kreativitas tetapi juga memperkenalkan ruang lingkup FPBS.
“Kegiatan tiga minggu tuh kita isi sebagai untuk transisi antara launching dan juga puncak dan itu sebagai salah satu perjembatan juga sih, Kak,” tutur Firzha.
Pada penghujung acara Narawita Fest ditutup dengan beberapa penampilan mahasiswa Universitas PGRI Semarang yang menggambarkan keberagaman budaya dengan mempertunjukan tarian daerah dari Sabang hingga Merauke. Pernyataan penutup juga disampaikan langsung oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra yaitu Siti Musarokah, S.Pd., M.Hum.
“Mari wujudkan tiga penggunaan bahasa yang sudah dicanangkan dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009 Tri Garta Bangun Bahasa, utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa Jawa, kuasai bahasa asing,” tutupnya.
Penulis: Dhea
Reporter: Syasi
Editor: Ika