Tag: demokrasi

September Hitam: Merawat Ingatan Pelanggaran HAM dan Demokrasi yang Suram
Berita Kampus, Straight News

September Hitam: Merawat Ingatan Pelanggaran HAM dan Demokrasi yang Suram

Senin (15/9/2025), telah berlangsung serangkaian acara perdana “September Hitam” di Kampus 1 UPGRIS. Acara kolektif ini diusung oleh kawan-kawan dari UKM KIAS, VOKAL, GEMA, IMMORTAL, serta BEM FH, BEM FTI dan HIMA PBSI. Istilah September Hitamsendiri diambil karena September menjadi saksi berbagai pelanggaran HAM di Indonesia. Mulaidari pelanggaran HAM masa lalu yang belum terselesaikan dan catatan pelanggaran HAM yangterus bertambah hingga saat ini. Kegiatan ini berlangsung 2 hari berturut-turut pada tanggal 15-16 September 2025 sebagai upaya merawat ingatan tentang bagaimana pelanggaran HAM terusterjadi dan bagaimana negara sering melakukan pengabaian atas penyelesaiannya. Acara ini digelar secara gratis dan terbuka untuk umum. Hari Pertama diikuti olehpuluhan mahasiswa UPGRIS dan beber...
Bayar, Bayar, Bayar: Suara Kritik yang Dibungkam Sebuah Potret Ketegangan antara Ekspresi, hukum, dan Pendidikan
Berita, Indepth News

Bayar, Bayar, Bayar: Suara Kritik yang Dibungkam Sebuah Potret Ketegangan antara Ekspresi, hukum, dan Pendidikan

Kritikan tidak selalu melalui aksi dan tulisan. Kritikan juga dapat dikemas melalui kesenian, dimana sarkasme dan estetika dileburkan menghasilkan karya yang indah. Salah satu bentuk seni yang marak digunakan sebagai bentuk kritik adalah lagu. Dapat dikatakan, lagu adalah senjata. Seperti yang dilakukan band punk asal Purbalingga yakni Sukatani yang menuangkan kritik melalui lagu. Namun, bak pisau bermata dua, salah satu lagu Sukatani yang berjudul “Bayar Bayar Bayar” mendatangkan kecaman bagi mereka. Lagu "Bayar Bayar Bayar" membakar semangat publik tetapi juga sekaligus membuka ruang amarah dari pihak-pihak yang merasa disindir dan disudutkan. Lagu yang mengkritik dugaan praktik pungli dalam kepolisian ini memicu reaksi keras hingga berujung pada intimidasi terhadap para personelnya. Ba...
Dibalik Semangat Mendukung Timnas, ada Semangat lain yang Terus Menyala: Perjuangan atas Hak dan Keadilan.
Berita, Feature, Straight News

Dibalik Semangat Mendukung Timnas, ada Semangat lain yang Terus Menyala: Perjuangan atas Hak dan Keadilan.

Krumunan masyarakat memadati halaman depan kantor Gubernur Jawa Tengah pada Selasa malam (25/3/2025). Mereka berkumpul untuk menyaksikan laga ke-7 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana Tim Nasional Indonesia berhadapan dengan Bahrain. Layar besar yang dipasang di area terbuka menjadi pusat perhatian. Sementara para suporter duduk tanpa alas kaki, mengikuti pertandingan dengan penuh semangat. Suasana di lokasi tidak hanya diwarnai euforia sepak bola, tetapi juga ekspresi keresahan atas situasi sosial dan politik yang tengah terjadi. Di antara sorak-sorai penonton, berbagai tulisan dan spanduk berisi pesan protes terbentang di sudut-sudut sekitar Gubernuran. Kalimat seperti “Cabut UU TNI”, “Gamma Never End Game”, dan “Kami Lelah dengan Kekerasan” terlihat jelas d...