Tag: #Sukatani

Bayar, Bayar, Bayar: Suara Kritik yang Dibungkam Sebuah Potret Ketegangan antara Ekspresi, hukum, dan Pendidikan
Berita, Indepth News

Bayar, Bayar, Bayar: Suara Kritik yang Dibungkam Sebuah Potret Ketegangan antara Ekspresi, hukum, dan Pendidikan

Kritikan tidak selalu melalui aksi dan tulisan. Kritikan juga dapat dikemas melalui kesenian, dimana sarkasme dan estetika dileburkan menghasilkan karya yang indah. Salah satu bentuk seni yang marak digunakan sebagai bentuk kritik adalah lagu. Dapat dikatakan, lagu adalah senjata. Seperti yang dilakukan band punk asal Purbalingga yakni Sukatani yang menuangkan kritik melalui lagu. Namun, bak pisau bermata dua, salah satu lagu Sukatani yang berjudul “Bayar Bayar Bayar” mendatangkan kecaman bagi mereka. Lagu "Bayar Bayar Bayar" membakar semangat publik tetapi juga sekaligus membuka ruang amarah dari pihak-pihak yang merasa disindir dan disudutkan. Lagu yang mengkritik dugaan praktik pungli dalam kepolisian ini memicu reaksi keras hingga berujung pada intimidasi terhadap para personelnya. Ba...
Segala Pembungkaman Berekspresi lewat Seni Tidak Bisa dibiarkan Terus Terjadi
Opini, Opini, Wawancara

Segala Pembungkaman Berekspresi lewat Seni Tidak Bisa dibiarkan Terus Terjadi

Indonesia adalah negara demokrasi, hal itu tertulis dalam pasal 1 ayat (2) Undang-undang dasar (UUD) 1945. Salah satu ciri negara demokrasi adalah rakyat, baik langsung atau tidak, berhak menyoroti pemerintah, bebas mencari informasi, menyatakan pendapat, dan mengkritik pemerintah. Namun dalam berjalannya demokrasi di Indonesia ini, masih ada kebebasan yang dibatasi oleh kekuasaan yang berkuasa. Salah satunya adalah pembungkaman berekspresi lewat karya seni, atau yang biasa disebut “pembredelan karya seni”. Seni adalah cerminan keadaan sosial dan politik Karya seni sendiri adalah salah satu media untuk melakukan kritik sosial. Dalam karya seni terdapat potret diri kita, baik sebagai individu maupun komunitas bangsa. Karena karya seni sendiri bisa menjadi cerminan keadaan sosial dan p...