Keresahan Warga di Balik Meriahnya Event Gebyuran Bustaman: Terenggutnya Ruang Publik, hingga Turunnya Kualitas Hidup Masyarakat
Kampung kota yang dikenal memiliki tradisi Gebyuran Bustaman-nya yang unik. Bahkan, di sepanjang gangnya terpampang banyak mural yang kaya akan makna sejarah kampung tersebut. Menjelang terselenggaranya tradisi tahunan ini, Kampung Bustaman nyaris tidak memiliki akses ruang publik. Biasanya warga kampung menggunakan bekas Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk melaksanakan acara.
Berdasarkan informasi yang beredar, penutupan berawal dari renovasi ruang di dalam RPH. Renovasi dilakukan karena kayu penyangga bangunan tersebut sudah mulai lapuk. Ketika tahap renovasi sempat terhenti untuk beberapa saat. Kayu-kayu penyangga yang sudah dipugar itu, dibiarkan begitu saja tanpa adanya perawatan. Warga kampung beranggapan bahwa tumpukan kayu tersebut sudah tidak gunakan lagi. Lalu, warga menjualnya...